MAN 1 Ngawi berkolaborasi dengan Dosen UNIPMA, mengembangkan Assessment Kurikulum Merdeka Berbasis Digital 

Implementasi Kurikulum Merdeka saat ini menjadi tantangan bagi setiap jenjang pendidikan. Pelaksanaan Kurikulum Merdeka tidak terlepas dari aspek penguatan kurikulum berbasis keunggulan sekolah, pelaksanaan pembelajaran yang inovatif dan assessment yang digunakan. Implementasi Kurikulum Merdeka di madrasah bertujuan untuk membentuk profil Pelajar Pancasila dan Pelajar Rahmatan Lil Alamin. Menanggapi hal tersebut, MAN 1 Ngawi mengadakan Workshop Pengembangan Assessment Kurikulum Merdeka berbasis digital dengan menghadirkan narasumber dari dosen Universitas PGRI Madiun. Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan assessment pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang sesuai dengan kriteria kurikulum merdeka.

Kegiatan ini dilakukan sebagai sinergi antara akademisi dan instansi pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Workshop ini dilakukan pada tanggal 24-25 Desember 2022. Kegiatan dilakukan secara luring berupa penyampaian materi dan penugasan mandiri. pemateri pada kegiatan ini adalah Dr. Wachidatul Linda Yuhanna, M.Si. dosen sekaligus praktisi dalam bidang pengembangan media, bahan ajar dan assessment pembelajaran. Workshop ini dihadiri oleh guru MAN 1 Ngawi sejumlah 65 orang.

Kegiatan ini diawali dengan sambutan dan arahan dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kab.Ngawi sekaligus membuka acara. “Penguatan kurikulum merdeka saat ini harus didukung oleh semua komponen internal sekolah, stakeholder, dan semua komponen masyarakat sebagai mitra dan komunitas belajar” ungkap Drs. Moh. Wahib, M.Pd dalam sambutan pembukaan acara workshop.  Selain itu implementasi kurikulum merdeka juga harus mampu menggali potensi peserta didik sesuai kemampuan dan kompetensinya. Peran madrasah dalam meningkatkan generasi yang Rahmatan Lil Alamin dapat diupayakan dengan berbagai strategi yang inovatif.

Pembelajaran yang inovatif, juga perlu didukung oleh proses assessment yang holistik sesuai dengan kompetensi, kapasitas peserta didik, bermuatan karakter dan berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan. Selain harus mampu mengembangkan assessment, guru juga diharuskan untuk mampu mengintegrasikan aspek digital sebagai salah satu future skills yang akan dikembangkan. Materi pengembangan assessment kurikulum merdeka berbasis digital ini dibahas secara interaktif oleh Dr. Wachidatul Linda Yuhanna, M.si. dengan banyak mengintegrasikan dengan pengalaman kontekstual yang sudah dilakukan guru MAN 1 Ngawi. “Secara umum guru MAN I Ngawi sudah mempunyai banyak pengalaman dalam menyusun assessment, saat ini yang diperlukan adalah assessment ke arah keterampilan abad 21, High order thinking skills (HOTs) dan integrasi dengan media digital” ujar Dr. Wachidatul Linda Yuhanna selaku pemateri.

Hasil dari kegiatan workshop ini adalah guru dapat menyusun assessment sesuai kebutuhan kurikulum merdeka berbasis digital pada level dasar. Kedepan, perlu pelatihan lanjutan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam penggunaan media digital. “Pelatihan ini akan dilakukan secara kontinyu agar guru di MAN 1 Ngawi mampu menghadirkan pembelajaran yang inovatif “ ungkap Asep Nahrowi Mustaqin, Kepala MAN 1 Ngawi. Harapannya MAN 1 ngawi akan terus bersinergi dengan Universitas PGRI Madiun sebagai bentuk dukungan kemitraan untuk meningkatkan kualitas implementasi kurikulum merdeka.